Sebagai Jurusan yang terbilang tua, Perbandingan Agama didirikan dengan berdasar pada realitas masyarakat yang terdiri dari pelbagai agama dan keyakinan yang dalam sejarah perkembangannya belum sanggup menciptakan hubungan harmonis antar pemeluk agama. Fenomena tersebut, secara ilmiah bersumber dari rendahnya pemahaman agama dalam tataran sosial dan kekedapan ajaran agama terhadap ajaran agama lain. Truth claim dari suatu agama terhadap agama lain menjadi ciri dari cara beragama tersebut. Dan, pada titik inilah kerap menjadi pemicu konflik di Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan religiusitas (penghayatan) dari setiap warga Negara terhadap ajaran agamanya masing-masing dengan kesadaran kebersamaan dalam perbedaan (agree in disagreement)Islam, sebagai agama mayoritas di Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memberikan penyadaran akan keberagamaan dan kemestian menciptakan rahmatan lil ‘alamin bagi agama-agama lain. Dengan demikian, dibutuhkan wadah kajian yang mengkhususkan diri mengkaji agama dan keberagamaan secara ilmiah akademik dalam wujud sebuah Jurusan.
Kajian secara ilmiah akademik dalam Jurusan Perbandingan Agama tidak dimaksudkan untuk membedah dan memprofankan yang sakral, akan tetapi lebih pada core meneliti, memahami, dan menjelaskan implikasi serta dampak dari keberpihakan pemikiran teologis secara individu (pilihan keyakinan) serta realitas keberagamaan manusia secara positif. Penyajian materi perkuliahan di Jurusan Perbandingan Agama didekati secara holistik, kritis, dan terbuka terhadap pelbagai aspek dalam agama. Melalui kajian itu, agama diharapkan tidak lagi menjadi pemicu konflik, tetapi sebagai sumber integrasi, positif, dan dinamis. Selain itu, diharapkan ditemukannya kebenaran yang paling kaffah dalam memahami keberagamaan dan keragaman beragama.
Sepanjang sejarah berdirinya Jurusan Perbandingan Agama pernah mengalami masa-masa subur, yang di situ menghasilkan banyak lulusan yang cukup berpengaruh. Waktu pun bergulir, pergantian kepemimpinan di Jurusan Perbandingan Agama berganti. Di antara tokoh yang pernah memimpin Jurusan Perbandingan Agama adalah sebagai berikut:
Kajian secara ilmiah akademik dalam Jurusan Perbandingan Agama tidak dimaksudkan untuk membedah dan memprofankan yang sakral, akan tetapi lebih pada core meneliti, memahami, dan menjelaskan implikasi serta dampak dari keberpihakan pemikiran teologis secara individu (pilihan keyakinan) serta realitas keberagamaan manusia secara positif. Penyajian materi perkuliahan di Jurusan Perbandingan Agama didekati secara holistik, kritis, dan terbuka terhadap pelbagai aspek dalam agama. Melalui kajian itu, agama diharapkan tidak lagi menjadi pemicu konflik, tetapi sebagai sumber integrasi, positif, dan dinamis. Selain itu, diharapkan ditemukannya kebenaran yang paling kaffah dalam memahami keberagamaan dan keragaman beragama.
Sepanjang sejarah berdirinya Jurusan Perbandingan Agama pernah mengalami masa-masa subur, yang di situ menghasilkan banyak lulusan yang cukup berpengaruh. Waktu pun bergulir, pergantian kepemimpinan di Jurusan Perbandingan Agama berganti. Di antara tokoh yang pernah memimpin Jurusan Perbandingan Agama adalah sebagai berikut:
- Drs. H.A. Farichin Chumaidy, MA (1968 – 1972),
- Drs. H. Moh. Cholil (1972 – 1976),
- Drs. H.A. Farichin Chumaidy, MA (1976 – 1980),
- Drs. H. Moh. Cholil (1980 – 1984),
- Drs. H. Dadang Kahmad (1984 -1989),
- Drs. H. Moh. Cholil dibantu Sekretaris Drs. H. Thoriq AHinduan (1989 – 1994),
- Drs. H. Undang Ahmad kamaludin dibantu Sekretaris Drs. Abdul Syukur, MA (1994 – 1999),
- Dra. Yeni Huriani, M.Hum dibantu Sekretaris Drs. Yusuf Wibisono, M.Ag (1999 – 2003),
- DrsRifki Rasyad, MA dibantu Sekretaris Drs. Casram (2003 – 2007),
- Drs. Wawan Hernawan, M.Ag dibantu Sekretaris Deni Miharja, M.Ag(2007 – 2011).
0 komentar:
Posting Komentar